Sebatas Impian

Padang seluas

senja mengayut menghiasai padang
suara derunya mesin terus mengaung
ombak di pantai memecah batu karang
hilir mudik sang penjual koran di perempatan

senja terus menggelanjut di ufuk
angi semilir hembuskan wajah sendu
terus berhembus menghilangkan khayalku
kicoan burung menandakan riuhnya alam

senja maki terus berjalan
jalan pelan namun terus tak ada arah
air mata berguguran membasahi persada
dalam keheningan aku terus berdoa

doa diri memuja sang pencipta
doa hamba menghatarkan indah dunia
doa manusia yang terus mencari impian

Puisi

GEMPA MENGGUNCANG DUNIA

Kau telah memporak-porandakan mereka
Menelan nyawa-nyawa mereka
Meluluh-lantakkan karya-karya mereka
Dimana mereka akan tinggal
Sedangkan rumah yang kokoh pun telah rata
Mereka hanya bisa menunggu uluran tangan kita

Sampai kapan harus bertahan dalam tenda
Bukankah itu akan mematikan kreatifitas mereka
Pagi, siang hingga malam
Hanya duduk terpatri dalam tenda
Dengan pikiran bercabang penuh sesak

Apakah ini sebuah keadilan dari Tuhan
Bagi orang yang tak pernah hidup layak
Masih tegakah para petinggi memakan uang rakyat
Sedangkan mereka melihat dengan mata telanjang
Penderitaan yang mengikis hidup rakyat

Kau curi semua milik mereka
Kaurampas masa depan mereka
Mungkin mereka sempat merasa kehilangan
Tapi semua telah tergantikan
Karenamu…
Semua sama
Semua butuh
Semua milik bersama
Terciptalah senyuman dari sebuah tangisan

Puisi

DEWEKE

Bel istirahat, aku jajan

Bar mbayar, jagongan lan ceriwisan

Weruh deweke nang ngarepan

Atiku deg-degan

Bali kelas,

Karo deweke mlaku jejeran

Mlebu kelas,

Weruh deweke lagi gojegan

Seneng rasane

Krungu suarane

Sing gede nanging nentremake

Seneng rasane

Weruh rupane

Sing gagah sejatine

Seneng rasane

Ndeleng guyune

Sing sopan ngemutake

Angger weruh deweke

Atiku deg-degan

Rasane kasmaran